Upacara Perang Pandan
Upacara Perang Pandan adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk
menghormati Dewa Indra (dewa perang) dan para leluhur. Perang Pandan
disebut juga mekare-kare. Kegiatan upacara ritual ini diadakan tiap
tahun bulan juni di Desa Tenganan
perang pandan |
Kepercayaan yang dianut warga desa Tenganan berbeda dengan warga Bali
pada umumnya. Warga desa Tenganan mempunyai aturan tertulis atau
awig-awig yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang
mereka,juga tidak mengenal kasta dan diyakini Dewa Indra adalah dewa
dari segala dewa. Dewa Indra adalah dewa perang. Menurut sejarahnya
Tenganan adalah hadiah dari Dewa Indra pada wong peneges, leluhur desa
Tenganan. Sementara Umat Hindu Bali pada umumnya menjadikan Tri Murti
yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa sebagai dewa tertinggi.
Konon menurut cerita, pada zaman dahulu kawasan Tenganan dan sekitarnya
diperintah oleh seorang raja bernama Maya Denawa yang lalim dan kejam,
ia bahkan menjadikan dirinya sebagai Tuhan dan melarang orang Bali
melakukan ritual keagamaan, mendengar itu para dewa di surga pun murka,
lalu para dewa mengutus Dewa Indra untuk menyadarkan atau membinasakan
Maya Denawa, dengan cara mengangkat Dewa Indra sebagai panglima perang
atau pemimpim pertempuran. Melalui pertempuran sengit dan memakan korban
jiwa yang tidak sedikit, akhir nya Maya Denawa dapat kalahkan.